PEMASANGAN PERANGKAT JARINGAN NIRKABEL
ANTENA
Di bidang elektronika, definisi antena adalah transformator/struktur transmisi antara gelombang terbimbing (saluran transmisi) dengan gelombang
ruang bebas atau sebaliknya. Antena adalah salah satu elemen penting yang harus
ada pada sebuah teleskop radio, TV, radar, dan semua alat komunikasi nirkabel
lainnya. Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima
yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara.Bentuk antena bermacam
macam sesuai dengan desain, pola penyebaran dan frekuensi dan gain. Panjang antena secara efektif
adalah panjang gelombang frekuensi radio yang dipancarkannya. Antena dipol
setengah gelombangadalah sangat populer karena mudah dibuat
dan mampu memancarkan gelombang radio secara efektif.
Fungsi
Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik
menjadi sinyal elektromagnetik,
lalu meradiasikannya (pelepasan energi elektromagnetik ke
udara/ruang bebas). Dan sebaliknya, antena juga dapat berfungsi untuk menerima
sinyal elektromagnetik (penerima energy elektromagnetik
dari ruang bebas) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.
Pada radar atau sistem komunikasi satelit,
sering dijumpai sebuah antena yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan
penerima) sekaligus. Namun, pada sebuah teleskop radio,
antena hanya menjalankan fungsi penerima saja.
TOWER
Tower Jaringan Telekomunikasi adalah menara yang
terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segitiga, atau hanya
berupa pipa panjang (tongkat) yang bertujuan untuk menempatkan antenna dan
radio pemancar maupun sebagai penerima gelombang telekomunikasi dan informasi.
Intinya Tower BTS berfungsi untuk menjembatani perangkat komunikasi pengguna
dengan jaringan yang menuju jaringan lain.
Berdasarkan Lokasinya, tower jaringan telekomunikasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Berdasarkan Lokasinya, tower jaringan telekomunikasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
·
Rooftop : Tower
yang berdiri di atas sebuah gedung.
·
Greenfield : Tower
yang berdiri langsung di atas tanah.
Berdasarkan bentuknya, tower jaringan telekomunikasi
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1.
Tower 4 Kaki (
Rectangular Tower )
Tower
ini berbentuk segi empat dengan empat kaki. Tower dengan 4 kaki sangat jarang
sekali dijumpai roboh. Tower jenis ini memiliki kekuatan tiang pancang serta
sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tower ini mampu menampung banyak antenna
dan radio. Harga tipe ini sangat mahal, yakni sekitar 650 juta sampai 1 milyar
rupiah, namun kuat dan mampu menampung banyak antenna dan radio. Tipe tower ini
banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan bisnis telekomunikasi dan informatika
yang bonafid (Telkom, Indosat, XL, dll). Contoh : Lattice Tower, Mini Tower.
2.
Tower 3 Kaki (
Triangle Tower )
Tower berbentuk segi tiga dengan tiga kaki. Tower Segitiga disarankan untuk memakai besi dengan diameter 2 cm ke atas. Beberapa kejadian robohnya tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di bawah 2 cm. Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60 meter. Ketinggian rata-rata adalah 40 meter. Towerjenis ini disusun atas beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4 meter namun ada yang 5 meter. Makin pendek stage maka makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi, karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spanner. Jarak patok spanner dengan tower minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena ikatannya makin kokoh, sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di tower bagian atas. Contoh : Lattice Tower, Mini Tower.
3.
Pole
Tower berupa tiang pancang
dengan satu kaki. Tower ini di bagi menjadi 2 macam, Pertama tower
yang terbuat dari pipa atau plat baja tanpa spanner, diameter antara 40 cm s/d
50 cm, tinggi mencapai 42 meter, yang dikenal dengan nama monopole.
Tower Kedua lebih
cenderung untuk dipakai secara personal. Tinggi tower pipa ini sangat
disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan melengkung). Teknis penguatannya
dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu pada spanner.
Sekalipun
masih mampu menerima sinyal koneksi, namun tower jenis ini tidak direkomedasi
untuk penerima sinyal informatika (internet dan intranet) yang stabil, karena
jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem koneksi datanya, sehingga
komputer akan mencari data secara terus menerus (searching).
Tower
ini bisa dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi/ NOC = Network
Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angin kencang, serta
benar-benar diproyeksikan dalam rangka emergency biaya.
Dari
berbagai fakta yang muncul di berbagai daerah, keberadaan Tower memiliki
resistensi/daya tolak dari masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi,
anemia dll), isu keselamatan hingga isu pemerataan sosial. Hal ini semestinya
perlu disosialisasikan ke masyarakat bahwa kekhawatiran pertama (ancaman
kesehatan) tidaklah terbukti. Radiasinya jauh diambang batas toleransi yang
ditetapkan WHO.
Contoh
: Monopole Tower.
KABEL DAN KONEKTOR JARINGAN
Kabel Jaringan
Kabel jaringan
Jenis
kabel yang biasa digunakan untuk membangun jaringan ada 3 yaitu:
·
Coaxial·
·
Twisted Pai·r
Penjelasan
1.
Kabel Coaxial
Terdiri atas dua kabel yang diselubungi oleh dua
tingkat isolasi. Tingkat isolasi pertama adalah yang paling dekat dengan kawat
konduktor tembaga. Tingkat pertama ini dilindungi oleh serabut konduktor yang
menutup bagian atasnya yang melindungi dari pengaruh elektromagnetik. Sedangkan
bagian inti yang digunakan untuk transfer data adalah bagian tengahnya yang
selanjutnya ditutup atau dilindungi dengan plastik sebagai pelindung akhir
untuk menghindari dari goresan kabel.
Beberapa jenis kabel Coaxial lebih besar dari pada yang lain. Makin besar kabel, makin besar kapasitas datanya, lebih jauh jarak jangkauannya dan tidak begitu sensitif terhadap interferensi listrik.
Beberapa jenis kabel Coaxial lebih besar dari pada yang lain. Makin besar kabel, makin besar kapasitas datanya, lebih jauh jarak jangkauannya dan tidak begitu sensitif terhadap interferensi listrik.
Kabel coaxial terdiri dari :
·
sebuah konduktor
tembaga·
·
lapisan pembungkus
dengan sebuah “kawat ground”.·
·
sebuah lapisan paling
luar.·
·
Penggunaan Kabel
Coaxial
Kabel ini sering
digunakan untuk antena televisi dan transmisi telepon jarak jauh. Konektornya
adalah BNC (British Naval Connector). Kabel ini terbagi menjadi 2, yaitu:
·
Coaxial baseband
(kabel 50 ohm) –digunakan untuk transmisi digital.
·
coaxial broadband
(kabel 75 ohm) –digunakan untuk transmisi analog.
Kabel coaxial
terkadang juga digunakan untuk topologi bus, tetapi beberapa produk LAN sudah
tidak mendukung koneksi kabel coaxial.
Protokol Ethernet LAN
yang dikembangkan menggunakan kabel coaxial:
·
10Base5 / Kabel
“Thicknet” :
·
adalah sebuah kabel
coaxial RG/U-8.·
·
merupakan kabel
“original” Ethernet.·
·
tidak digunakan lagi
untuk LAN modern.·
Aturan pengguanan
thicknet
·
Setiap ujung harus
diterminasi dengan terminator 50-ohm .
·
Maksimum 3 segment dengan
peralatan terhubung (attached device) atau berupa populated segments.
·
Sewtiap kartu jaringan
memiliki pemancar tambaan (externaltransceiver).
·
Setiap segment
maksimal berisi 100 perangkat jaringhan, termsuk repeater.
·
Maksimum panjang kabel
persegment adalah 1.640 feet ( sekitar 500 meter).
·
Jarak maksimum antar
segment adalah 4.920 feet( sekiutar 1500 meter).
·
Setiap segment harus
diberi ground.
·
Jarak maksimum antar
pencvabang dari kabel utama ke peramngkat adaklah 16 feet (sekitar 5 meter).
·
Jarak minimum antar
tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
10Base2 / Kabel
“Thinnet”:
·
adalah sebuah kabel
coaxial RG/U-58.·
·
mempunyai diameter
yang lebih kecil dari “Thicknet”.·
·
menggantikan
“Thicknet”.·
·
tidak direkomendasikan
lagi, tetapi masih digunakan pada jaringan
·
LAN yang sangat kecil.·
Aturan penggunaan
thinnet
·
Setiap ujung diberi
hambatan sebesar 50 Ohm.
·
Panjang maksimal kabel
sekitar 100 feet (185 meter) per segment.
·
Setiap segment
maksimum terkoneksi sebanayak 30 perangkat jaringan.
·
Kartu jaringan cukup
menggunakan transceiver yang onboard.
·
Maksimum ada tiga
segment yang terhubung satu sama lain.
·
Setiap segment dilengkapi
dengan satu ground.
·
Panjang maksimim antar
Tconnentor adalah 1,5 feet 90,5 meter).
·
Panjang maksimum kabel
dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
Twisted
Pair
Kabel
twisted pair terjadi dari dua kabel yang diputar enam kali per-inchi untuk
memberikan perlindungan terhadap interferensi listrik ditambah dengan
impedensi, atau tahanan listrik yang konsisten. Nama yang umum digunakan untuk
kawat ini adalah IBM jenis/kategori 3.
Unshielded
Twisted Pair
Kabel “Unshielded twisted pair” (UTP) digunakan untuk LAN dan sistem telepon. Kabel UTP terdiri dari empat pasang warna konduktor tembaga yang setiap pasangnya berpilin. Pembungkus kabel memproteksi dan menyediakan jalur bagi tiap pasang kawat. Kabel UTP terhubung ke perangkat melalui konektor modular 8 pin yang disebut konektor RJ-45. Semua protokol LAN dapat beroperasi melalui kabel UTP. Kebanyakan perangkat LAN dilengkapi dengan RJ-45. Secara singkat kabel UTP adalah murah dan mudah dipasang, dan bisa bekerja untuk jaringan skala kecil
Kategori
UTP
Terdapat
5 kategori (level) untuk kabel UTP. Kategori ini mendukung sinyal suara
berkecepatan rendah (low-speed voice) dan sinyal LAN berkecepatan tinggi.
Kategori 5 UTP direkomendasikan sebagai kategori minimum untuk instalasi LAN
dan cocok untuk topologi star. Tabel berikut menunjukkan masing-masing kategori
:
Shielded Twisted Pair
Kabel STP sama dengan kabel UTP, tetapi kawatnya lebih besar dan diselubungi dengan lapisan pelindung isolasi untuk mencegah gangguan interferensi. Jenis kabel STP yang paling umum digunakan pada LAN ialah IBM jenis/kategori 1.
“Shielded twisted pair” juga adalah jenis kabel telepon yang digunakan dalam beberapa bisnis instalasi. Terdapat pembungkus tambahan untuk tiap pasangan kabel (”twisted pair”).Kabel STP juga digunakan untuk jaringan Data, digunakan pada jaringan Token-Ring IBM. Pembungkusnya dapat memberikan proteksi yang lebih baik terhadap interferensi EMI.
Kabel
Fiber Optik
Kabel Fiber Optik adalah teknologi kabel terbaru. Terbuat dari glas optik. Di tengah-tengah kabel terdapat filamen glas, yang disebut “core”, dan di kelilingi lapisan “cladding”, “buffer coating”, material penguat, dan pelindung luar.Informasi ditransmisikan menggunakan gelombang cahaya dengan cara mengkonversi sinyal listrik menjadi gelombang cahaya. Transmitter yang banyak digunakan adalah LED atau Laser.
Kabel
Fiber Optik banyak digunakan pada jaringan WAN untuk komunikasi suara dan data.
Kendala utama penggunaan kabel fiber optik di LAN adalah perangkat
elektroniknya yang masih mahal. Sedangkan harga kabel Fiber Optiknya sendiri
sebanding dengan kabel LAN UTP.
KELEBIHAN
DAN KELEMAHAN
Kelebihan coaxial:
·
hampir tidak
terpengaruh noise
·
harga relatif murah
Kelemahan:
·
penggunaannya mudah
dibajak
·
thick coaxial sulit
untuk dipasang pada beberapa jenis ruang
Kelebihan
twisted pair:
·
harga relatif paling
murah di antara kabel jaringan lainnya
·
mudah dalam membangun
instalasi
Kelemahan:
·
jarak jangkau hanya
100 m dan kecepatan transmisi relatif terbatas (1 Gbps)
·
mudah terpengaruh
noise (gangguan)
Kelemahan
kabel STP
·
Attenuasi meningkat
pada frekuensi tinggi.
·
Pada frekuensi tinggi,
keseimbangan menurun sehingga tidak dapat mengkompensasi
·
timbulnya “crosstalk”
dan sinyal “noise”.
·
Harganya cukup mahal.
Kelebihan
fiber optic:
·
ukuran kecil dan
ringan
·
sulit dipengaruhi
interferensi/ gangguan
·
redaman transmisinya
kecil
·
bidang frekuensinya
lebar
·
Kapasitas bandwidth
yang besar (gigabit per detik).
·
Jarak transmisi yang
lebih jauh ( 2 sampai lebih dari 60 kilometer).
·
Kebal terhadap
interferensi elektromagnetik.
Kelemahan:
·
instalasinya cukup
sulit
·
tidak fleksibel
·
harga relatif mahal
·
tidak bisa di-tap di
tengah
Konektor pada Twister pair
RJ45
Konektor RJ45 adalah konektor yang biasa dipergunakan dalam instalasi jaringan kecil (LAN) dimana kabel yang digunakan adalah kabel twisted pair tipe UTP. Konektor ini berfungsi untuk menghubungkan kabel UTP dengan NIC yang mana kini port yang dipergunakan kebanyakan adalah port RJ45.
Harga konektor yang cukup murah, dan pemasangan yang mudah membuat konektor ini populer5 di kalangan pengguna jaringan berskala kecil atau LAN.
Ciri-ciri yang mendasar dari konektor ini adalah warna konektor yang bening an terdapat 8 pin tembaga di ujung konektor ini sebagai pin-pin yang akan menghubungkan NIC dengan UTP. Cara pemasangannya cukup mudah, yakni dengan mengkrimping dengan tang krimping konektor RJ45, namun apabila terjadi kesalahan dalam pengkrimpingan, mau tak mau konektor ini harus diganti (sekali pakai).
RJ11
RJ 11 adalah konektor yang dipergunakan dalam jaringan telepon. Konektor ini biasanya disandingkan dengan kabel STP.
Konektor
pada coaxial
Konektor yang digunakan bersama kabel koaksial adalah konektor Bayonet Neil Concelman (BNC). Adapter-adapter dengan tipe berbeda tersedia untuk konektor BNC, termasuk konektorT, konektor barrel, dan terminator. Konektor pada kabel merupakan titik terlemah di jaringan.
Connector BNC ini adalah Konector yang digunakan sebagai penghubung antara kabel dengan perangkat CCTV baik monitor, DVR, maupun Camera. Connector ini khusus dipergunakan untuk kabel CCTV jenis RG59. Konektor ini merupakan terminasi yang dianjurkan oleh para ahli dan banyak dipakai oleh pemilik rumah / bangunan dalam instalasi CCTVnya.
BNC RG6
Connector BNC ini adalah Konector yang digunakan sebagai penghubung antara kabel dengan perangkat CCTV baik monitor, DVR, maupun Camera. Connector ini khusus dipergunakan untuk kabel CCTV jenis RG6. Konektor ini merupakan terminasi yang dianjurkan oleh para ahli dan banyak dipakai oleh pemilik rumah / bangunan dalam instalasi CCTVnya.
BNC to BNC
Connector BNC ini adalah Konektor yang digunakan untuk menyambung kabel dari BNC RG6 BNC RG6 yang akan dihubungkan ke Monitor, TV, dan DVR. Konektor ini merupakan terminasi yang dianjurkan oleh para ahli dan banyak dipakai oleh pemilik rumah / bangunan dalam instalasi CCTVnya.
BNC-RCA
Connector BNC ini adalah Konektor yang digunakan untuk merubah BNC menjadi RCA yang akan dihubungkan ke Monitor atau ke TV. Konektor ini merupakan terminasi yang dianjurkan oleh para ahli dan banyak dipakai oleh pemilik rumah / bangunan dalam instalasi CCTVnya
Konektor pada Fiber Optik
·
Konektor FC :
digunakan untuk jenis kabel single mode dengan akurasi yang tinggi untuk
menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver.
·
Konektor SC :
digunakan dalam jenis kabel single mode dan bisa dilepas pasang. . Konektor
SC,bentuknya persegi dan lebih mudah dihubungkan ke area yang ditentukan
·
Konektor ST :
bentuknya seperti bayonet berkunci dan hampir mirip dengan konektor BNC. Umum
digunakan pada jenis kabel single mode maupun multi mode. Konektor ini paling
umum dan yang sering digunakan bersama kabel fiber optik. berbentuk batang,
mirip dengan konektor BNC.
·
Konektor Biconic :
jenis konektor yang pertama kali muncul dalam komunikasi fiber optik dan jenis
ini sekarang sudah sangat jarang digunakan.
·
Konektor D4 : jenis
komputer ini hampir mirip dengan konektor FC, hanya berbeda ukurannya.
Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
·
Konektor SMA : jenis
konektor ini lebih dahulu muncul dari konektor ST yang sama-sama mempunyai
penutup dan pelindung.
·
Konektor yang baru
saat ini lebih popular adalah konektor MT-RJ. Konektor MT-RJ menggunakan model
plastik seperti yang digunakan konektor RJ-45, yang memudahkan untuk dipasang.
Dua kabel fiber terhubung ke dalam satu konektor, sama dengan konsep konektor
SC.
·
Beberapa jenis
konektor lain yang biasanya digunakan dalam jaringan adalah Konektor FDDI, Konektor
LC, Konektor MT Array.
CARA MELAKUKAN
POINTING
Peralatan
·
GPS
·
Kompas
·
Binocular
·
Pigtail
·
Wireless AP 802.11a
·
Antena Grid
·
Notebook, Radio
komunikasi (HT), pipa besi , klem pipa.
·
Cable tester, Crimping
Tool, konektor RJ45, Kabel power roll, UTP cable.
·
Peralatan panjat, harness,
carabiner, webbing.
·
Kunci pas, kunci ring,
kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel
(silicon), rubber 3M, senter (flash light)
11. Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet
11. Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet
Survey Lokasi
·
Tentukan koordinat
letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas pada
peta
·
Perhatikan dan tandai
titik potensial penghalang (obstacle) sepanjang path
·
Hitung SOM, path dan
acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena
·
Perhatikan posisi
terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test
noise serta interferensi. Perhitungkan signal multipath dan adanya cross section
signal dari station lain
·
Tentukan posisi ideal
tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dalam
instalasi
·
Rencanakan sejumlah
alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat.
Pemasangan Konektor
·
Kuliti kabel coaxial
dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum adalah RG 8 9913 atau
CNT400 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m
·
Jangan sampai terjadi
goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada permukaan
kabel
·
Pasang konektor dengan
cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian
·
Solder pin ujung
konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short
·
Perhatikan urutan
pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidak mudah
bergeser. Test kemungkinan short dengan multimeter
·
Tutup permukaan
konektor dengan aluminium foil untuk mencegah kebocoran dan interferensi,
posisi harus menempel pada permukaan konektor
·
Lapisi konektor dengan
aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan konektor dengan isolator
TBA (biasa untuk pemasangan pipa saluran air atau kabel listrik instalasi
rumah), atau isolasi 3 M. Lapisi juga dengan silicon gel
·
Tutup seluruh
permukaan dengan isolator karet bakar untuk mencegah air
·
Untuk perawatan, ganti
semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
·
Konektor terbaik
adalah model hexa (crimp) tanpa solderan dan drat (screw) sehingga sedikit
melukai permukaan kabel, yang dipasang dengan crimping tools, disertai karet
bakar sebagai pelindung pengganti isolator karet.
Pembuatan POE
Ini hanya optional, kalo sekarang banyak Access Point
yang sudah menggunakan POE. Jadi sudah satu paket dengan Accas Point nya.
·
Power over ethernet
diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke perangkat Wireless In A Box
yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat mengurangi kerugian power (losses)
akibat penggunaan kabel dan konektor
·
POE menggunakan 2 pair
kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi + (positif) power dan 1
pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabel pair (sepasang) untuk
menghindari penurunan daya karena kabel loss dan gunakan adaptor dengan daya
(Ampere) lebih besar dari standar bawaan perangkat agar mampu mencapai redaman
sepanjang kabel UTP
·
Perhatikan bahwa permasalahan
paling krusial dalam pembuatan POE adalah bagaimana cara mencegah terjadinya
short, karena kabel dan konektor power penampangnya kecil dan mudah bergeser
atau tertarik, tetesi dengan lilin atau isolator (silicon) gel agar setiap
titik sambungan terlindung dari short
·
Sebelum digunakan uji
terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter.
Instalasi Antena
Di sini dibahas pemasangan dengan menggunakan tower
triangle.
·
Panjat tower tersebut
sampai di ketinggian yang di perlukan (minimal 1st freznel zone terlewati
terhadap obstacle terdekat). Sebelum memanjat cek kelengkapan alat yang
diperlukan untuk instalasi di atas tower, jangan sampai ada yang tertinggal,
karena akan merepotkan diri sendiri maupun orang lain . Peralatan yang lain
seperti grid, radio AP, pipa besi (stang) bisa dibawa langsung atau di tarik
menggunakan tali.
·
Pasang antena di pipa
besi, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sesuai tempat kedudukan BTS di
peta
·
Pasang kabel ke Radio
AP yang sudah dimasukkan dalam box, rapikan sementara, jangan sampai berat
kabel menjadi beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta
kedudukan antena
·
Perhatikan dalam
memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensial
menjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan bebas
jatuh ke bawah.
Instalasi Perangkat Radio
·
Instal PC Card dan
Orinoco dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa konflik dan pastikan semua
driver serta utility dapat bekerja sempurna
·
Instalasi pada OS W2K
memerlukan driver terbaru dari web site dan ada di CD utility kopian, tidak
diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K melakukannya justru deteksi ini
menimbulkan konflik, hapus dirver ini dari Device Manager
·
Instalasi pada NT
memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS lebih baik
matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.)
yang tidak diperlukan
·
Semua prosedur ini
bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit tidak termasuk instalasi OS,
lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur selanjutnya
·
Apabila terus menerus
terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara demi efisiensi lakukan instalasi
dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan sedikit masalah
·
Pada instalasi
perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronet dlll.),
terlebih dahulu lakukan update firmware dan utility
·
Kemudian uji coba
semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client, SAA2, SAA Ad Hoc dll.)
termasuk bridging dan IP Addressing dengan menggunakan antena helical, pastikan
semua fungsi berjalan baik dan stabil
·
Pastikan bahwa
perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna.
Pengujian Noise
·
Bila semua telah
berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai lakukan
pengujian noise / interferensi, pergunakan setting default
·
Tanpa antena
perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain
disekitarnya, bila ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) atau bahkan
lebih, maka dipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP dan potensial
menimbulkan gangguan bagi station yang sedang kita bangun, pertimbangkan untuk
berunding dengan operator BTS / station eksisting tersebut
·
Perhatikan berapa
tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio (biasanya
adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka di
titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal
strenght yang diterima bisa melebihi noise
·
Perhitungan standar
signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % – 60 % good, 60 % – 100 %
excellent, apabila signal strenght yang diterima adalah 60 % akan tetapi
noisenya mencapai 20 % maka kondisinya adalah poor connection (60 % – 20 % – 40
% poor), maka sedapat mungkin signal strenght harus mencapai 80 %
·
Koneksi poor biasanya
akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari persentasi jumlah
RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dari utility Planet maupun
Wave Rider), good berkisar antara 1 % – 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER
antara BTS dan station client harus seimbang
·
Perhitungan yang sama
bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS kita, pada
prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untuk mendapatkan
stabilitas koneksi yang diharapkan
·
Pertimbangkan
alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi,
misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing ke
BTS terdekat lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.
Perakitan Antena
·
Antena microwave jenis
grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiri dari sejumlah
komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupun omni
directional
·
Rakit antena sesuai
petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan3
·
Kencangkan semua mur
dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
·
Perhatikan bahwa
antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada saat perakitan
antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena),
sedikit perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain
(db) antena
·
Beberapa tipe antena
grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokus reflektor
terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan.
Pointing Antena
·
Secara umum antena
dipasang dengan polarisasi horizontal
·
Arahkan antena sesuai
arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah arah
(center beam)
·
Geser antena dengan
arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu pada setiap
tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antena untuk
setiap sisi (kiri atau kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam
width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center
beam adalah 6 derajat
·
Beri tanda pada setiap
perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan dengan
cara mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang harus
diperhatikan adalah signal strenght, noise dan stabilitas
·
Karena kebanyakan perangkat
radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafis untuk merepresentasikan
signal strenght, noise dsb (kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis,
untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility
grafis seperti Orinoco atau gunakan Wave Rider
·
Selanjutnya bila
diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter sesuai sudut
antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan
bandingkan dengan kontur pada peta topografi
·
Ketika arah dan
elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan dapat
dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical untuk
mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titik
mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi
antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik
menjadi vertical)
Pengujian Koneksi Radio
·
Lakukan pengujian
signal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja pada saat ini antena dan kabel
(termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio
·
Sesuaikan channel dan
nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS / AP tujuan, demikian juga
enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP harus didefinisikan
terlebih dahulu MAC Address station tersebut
·
Bila menggunakan
otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu mekanismenya
sebelum dipasang
·
Perhatikan bahwa
kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan bekerja
berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikan
berfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga
tidak perlu dimasukkan ke dalam tabel routing
·
Tabel routing
didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, untuk Wireless
In A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada device yang
menghadap ke perangkat radio masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet dengan
IP Address yang telah didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang
dipasang di router dapat mengenali radio
·
Lakukan continuos ping
untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
·
Bila telah stabil dan
signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise) maka lakukan uji
troughput dengan melakukan koneksi FTP (dengan software FTP client) ke FTP
server terdekat (idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal
average troughput akan seimbang baik saat download maupun up load, maksimum
troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah sekitar 600 kbps dan per TCP
connection dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
·
Selanjutnya gunakan
software mass download manager yang mendukung TCP connection secara simultan
(concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat dengan harapan maksimum
troughput 5 kbps per TCP connection, maka dapat diaktifkan sekitar 120 session
simultan (concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600
·
Atau dengan cara yang
lebih sederhana, digunakan skala yang lebih kecil, 12 concurrent connection
dengan trouhput per session 5 kbps, apa total troughput bisa mencapai 60 kbps
(average) ? bila tercapai maka stabilitas koneksi sudah dapat dijamin berada
pada level maksimum
·
Pada setiap tingkat
pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan apakah RRT ping meningkat, angka
mendekati sekitar 100 ms masih dianggap wajar.
0 komentar:
Posting Komentar